Bupati Yahukimo Tegaskan OPM di Balik Serangan Guru, Anggota DPD Desak Penindakan

Papua – Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, menegaskan bahwa kelompok yang melakukan penyerangan terhadap tenaga pendidik dan kesehatan di Distrik Anggruk merupakan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pernyataan ini disampaikannya sebagai respons atas serangan brutal yang mengakibatkan satu guru meninggal dunia serta melukai tujuh orang lainnya, termasuk tenaga kesehatan.

“Kami biasa merasakan keamanan dan ketenangan. Namun, kali ini kami semua, termasuk pemerintah, masyarakat, dan gereja, terkejut dan syok atas kejadian ini. Kami merasa hal ini seharusnya tidak terjadi di daerah terpencil seperti ini,” ujar Didimus Yahuli

Bupati Yahuli memastikan bahwa seluruh korban luka dan meninggal telah dievakuasi ke Jayapura dengan pengawalan aparat TNI dan Polri. Proses evakuasi ini melibatkan tiga helikopter TNI dan lima pesawat sipil guna memastikan keselamatan para korban.

“Kami turut berduka cita atas kepergian tenaga guru yang meninggal dunia. Semoga jasa, pengabdian, dan pelayanannya diterima di sisi Tuhan. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan,” tambahnya.

Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Papua Tengah, Lis Tabuni, juga mengecam keras serangan yang dilakukan oleh kelompok yang diduga kuat adalah OPM. Ia mendesak aparat keamanan untuk segera menangkap dan memproses hukum para pelaku agar keadilan bisa ditegakkan.

“Saya mengecam keras siapapun yang melakukan penyerangan terhadap para guru dan tenaga kesehatan ini. Para guru mendidik anak-anak dan tenaga kesehatan melayani masyarakat kita yang sakit. Serangan ini tindakan tidak manusiawi dan tidak dapat ditoleransi,” tegas Lis Tabuni.

Lis Tabuni menyoroti bahwa Distrik Anggruk selama ini dikenal sebagai daerah yang aman. Ia mengaku terkejut dengan kekerasan yang terjadi terhadap para guru dan tenaga kesehatan, serta menyayangkan aksi pembakaran sekolah yang dilakukan para pelaku. Bangunan sekolah yang dibakar merupakan aset Yayasan Pendidikan Kristen di Tanah Papua, yang telah lama berperan dalam mencerdaskan anak-anak di daerah tersebut.

“Orang-orang pasti kaget, saya juga kaget, karena Anggruk jarang terdengar ada masalah seperti ini. Daerah ini dibangun berdasarkan Injil oleh misionaris. Sebelum pemerintah hadir, gereja lebih dulu melayani, termasuk dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Sangat disayangkan fasilitas ini dirusak dan guru-guru menjadi korban,” ungkapnya.

Lis Tabuni berharap pelaku penyerangan segera ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku. Ia juga menegaskan bahwa pemulihan keamanan di Anggruk harus segera dilakukan agar masyarakat dapat kembali beraktivitas tanpa rasa takut.

“Saya berharap pelakunya bisa ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Lebih dari itu, saya berharap kondisi keamanan di Anggruk dan sekitarnya segera pulih, agar masyarakat bisa beraktivitas tanpa rasa takut, dan anak-anak dapat kembali belajar dengan tenang. Yang terpenting, semoga guru-guru yang menjadi korban luka dapat sembuh, terutama dari trauma yang mereka alami,” pungkasnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa keamanan di Papua masih menjadi tantangan serius. Pemerintah daerah bersama aparat keamanan terus berupaya untuk menjaga stabilitas dan melindungi masyarakat dari ancaman kelompok bersenjata. {}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top